Jul 7, 2013

No (2012)

“Chile, happiness is coming!”



Kebahagiaan untuk hidup sebagai warga negara. Saat itu nampaknya menjadi hal yang mustahil ketika seakan rakyat tidak diberikan pilihan. Chile, Juli 1988. Hidup dalam bayang-bayang kediktatoran selama 15 tahun, akhirnya rakyat menentukan kelanjutan pemerintahan Pinochet : ‘ya’ atau ‘tidak’. Maka dalam 27 hari, 15 menit dalam setiap harinya, kampanye melalui iklan hadir di layar kaca.

Marshall McLuhan mengakui bahwa iklan merupakan bentuk seni terbaik di abad 20an. René Saavedra (Gael García Bernal), seorang konseptor iklan terkemuka menjadi sosok kunci. Jose Tomas Urrutia (Luis Gnecco) sebagai tokoh oposisi menawarkan René untuk menciptakan konsep kampanye bagi kubu ‘No’. Kampanye, pada dasarnya menjual mimpi. Pilihannya, hendak menampilkan iming-iming untuk menghindari ‘pengulangan’ mimpi buruk di masa lalu, atau menggambarkan mimpi indah di masa depan. Sebagai kubu oposisi, sebenarnya sangat mudah untuk menjatuhkan image pemerintahan melalui footage gambar-gambar yang mengerikan dan fakta yang membuat penonton merasa jengah dengan kondisi yang ada. Namun, René dengan cerdas memilih untuk menjual mimpi indah, bernama kebahagiaan.

No tidak hanya berbicara mengenai kebebasan untuk memilih. Tapi bagaimana kebebasan tersebut diketahui dan dilakukan sebagaimana mestinya. Pablo Larraín menampilkan kekuatan iklan sebagai media penggiring persepsi melalui sentuhan emosi. Bahwa persepsi akhirnya diinterpretasi dan disimpan sebagai memori, yang melekat adalah yang diiringi muatan emosi positif kuat. Happiness, joy, delight. Namanya juga media massa. Tidak hanya satu atau dua orang yang digugah. Hasilnya? 54,66% suara.

2 comments:

  1. nice, the way it captured the grand design of this movie in simplicity. love your writing!

    Chi, chi, chi, le, le, le. Chile!

    ReplyDelete
  2. jadi dondong opo salak? duku chile-chile

    ReplyDelete