Jan 9, 2014

great escape


Malam hari, ketika sebuah tangan besar membawa si kecil Sophie dari salah satu kamar panti asuhan, menuju ke sebuah daratan di luar peta manusia, tempat tinggal para raksasa pemakan manusia. Big Friendly Giant. Bertelinga sangat lebar, mampu mendengarkan sampai tingkat desahan nafas. Baik hati dan seringkali berbicara di luar batas pemahaman manusia. Tak sembarang raksasa, ia bukan pemakan manusia, tapi penangkap mimpi. Mengumpulkan milyaran mimpi manusia dalam botol-botol yang diatur rapi  dan diberikan label di sebuah rak dalam rumahnya.

'Dreams is very mystical things,' the BFG said.
'Human beans is not understanding them at all.
Not even their brainiest prossefors is understanding them.'

Roald Dahl dan Sir Quentin Blake. Kolaborasi yang tak pernah gagal buat saya. Menghidupkan imajinasi dan harapan tanpa batas. Mimpi selalu menjadi misteri bagi manusia. Sigmund Freud berpendapat, mimpi adalah manifestasi segala sesuatu yang ada di lapisan alam bawah sadar manusia. Terbentuk dari memori, terpicu oleh stimuli. Nampak liar dan tak terkendali, namun setiap mimpi punya arti. Muncul dalam bentuk simbolisasi yang dapat dimaknakan dan ditelaah. Pada akhirnya, mimpi mengungkap diri. Seringkali hadir sebagai tempat dan waktu paling aman untuk kabur sesaat dari kehidupan nyata. Di mana tak ada aturan, tak ada yang salah – benar, bebas tak harus sopan. Bahkan bagi Christopher Nolan, mimpi bisa diciptakan, hingga berlapis dan memiliki misi tersendiri.

Bagi saya, tidur dan bermimpi adalah ketika manusia terlepas dari alam sadar dan berkelana bebas tanpa terjebak oleh konsep tubuh dan realitas. Mau terbang, menghilang, menembus awan, meluncur di atas pelangi, melompati atap rumah. Atau berlari sekencang cahaya ke dalam hutan rimba, bertemu dengan pendeta atau putri raja yang tersesat, menunggang hewan baik hati yang bisa bicara, berhenti di tepi sungai jernih, lalu meminum air ajaib yang bisa menghilangkan sifat jahat manusia. Atau bersantai di tepi pantai, membuat istana pasir seukuran manusia dan masuk ke dalamnya, lalu lewat jendela memanggil ombak, menyelam ke dalam samudera tanpa tabung udara, menyapa ikan hiu dan remora, bermain petak umpet dengan mereka di balik ganggang. Atau bertemu alien di halaman belakang tetangga, melesat dengan roket ke luar angkasa, melayang tanpa sesak nafas, berjalan-jalan di atas bulan, bertemu dengan kelinci dan nenek sihir yang bergantian menampakkan dirinya di sana, melihat bumi dari kejauhan, lalu membawa pulang bintang dalam kantung yang ternyata berlubang.

Sah-sah saja kan, mimpi, mimpi siapa?


2 comments: