Aug 17, 2017

dirgahayu


"Tempat berlindung di hari tua,
sampai akhir menutup mata.."

Sejak Sabtu lalu, lagu itu kerap kusenandungkan sebagai pengantar tidur si kecil. Hari itu, di bawah langit, di atas rumput, di tengah keluarga besar, kami mengucap syukur bersama. Atas udara, sinar, air, tanah, serta segenap karunia Tuhan di bumi pertiwi. Hati pun serasa bergetar saat kami bernyanyi. Langit mendung seakan memberi teduh. Si kecil pun tertidur lelap dalam pelukan. Seakan larut dalam syahdu alunan lagu.


Rangkaian acara Slametan Semi Palar seperti menyadarkan kembali. Bukan perkara mudah membangun dan memelihara negeri. Indonesia tak berdiri dalam waktu semalam layaknya legenda candi. Namun, tak mudah bukan berarti tak mungkin. Ketika bara semangat terasa begitu hangat dalam ikatan keluarga, kesulitan apapun seketika lenyap. Tergantikan oleh gelak tawa dan genggaman tangan yang kuat.


Tuhan, terima kasih. Atas dilahirkannya kami di tanah air nan suci. Semoga masih diberi cukup usia, agar Indonesia tetap hidup saat tapak kaki anak-anak kami memijaknya kelak. 


No comments:

Post a Comment