Aug 21, 2013

before midnight (2013)

"still there.. still there.. still there.. gone."

Jesse dan Celine. Seperti mentari. Sebelum terbit, terbenam, hingga akhirnya, tengah malam. Mulai dari cinta pada pandangan pertama, hilang dan bertemu kembali, hingga sampai pada bentuk cinta yang terikat pada komitmen sebagai pasangan hidup dan orangtua.

Truman Capote berkata, “A conversation is a dialogue, not a monologue. That’s why there are so few good conversations: due to scarcity, two intelligent talkers seldom meet.” Seperti sebelumnya, percakapan menjadi kekuatan dalam film ini. Dinamis, romantis, sekaligus kritis. Kali ini, isu tentang peran gender, disandingkan dengan karakterisasi tokoh yang kuat. Laki-laki tak melulu maskulin, dan perempuan tak selalu feminin. Jesse, penulis yang menceritakan kisah cinta pribadi dalam bukunya. Celine, aktivis lingkungan yang mandiri, tangguh, dan teguh dalam karirnya. Dan semua mengalir dan terangkum dengan sempurna dalam setiap inci adegan. Di dalam mobil, perjamuan makan siang, sepanjang jalan menuju gereja tua, di taman, hingga akhirnya memuncak dan menukik tajam di suatu kamar hotel.

Empat puluhan. Usia dewasa madya nampaknya menjadi fase pembuktian manusia atas tumbukan antara hasrat dan norma yang berlaku, terkait dengan peran gender. Laki-laki, yang katanya terlahir dan dibesarkan untuk memiliki kebanggaan atas diri dan ambisi. Perempuan, yang diciptakan memiliki naluri untuk memikirkan dan mengasuh orang lain. Karier dan rumah tangga seakan menjadi ‘medan tempur’nya. Celine, dengan perasaan layaknya roller coaster. Kesal, menerima sesaat, lalu marah, mendingin, hingga kecewa. Mengeritik dan melampiaskan konflik dalam dirinya kepada Jessie. Menyampaikan segala keluh kesah yang terpendam atas hasrat dan ambisi yang tidak teraktualisasikan akibat tekanan dari norma. Menuding, menyudutkan, seakan tidak memberikan pilihan bagi Jessie untuk memberikan respon pribadi sebagai pasangannya. Bagi Celine, the world is fucked. Hingga akhirnya ia membanting pintu kamarnya dan keluar. 

Namun Richard Linklater tak berhenti sampai di sana. Ketika kata dicipta untuk bercerita, dan menyampaikan rasa. Jesse dan Celine. Seperti mentari. Terbit, terbenam, hingga tepat sebelum tengah malam.

No comments:

Post a Comment