Nov 3, 2012

Monsieur Lazhar (2011)


"Don't try to find meaning in death, because there isn't one."



Suatu Kamis pagi yang tidak biasa bagi Simon (Émilien Néron), ketika ia harus melihat insiden di ruang kelasnya yang tampak dari celah pintu. Dan sekeranjang susu yang ia bawa pun terjatuh begitu saja. Kaget, bingung, gamang, ia berlari. Alice (Sophie Nélisse) pun nekat diam-diam melongok ke pintu kelasnya, bahkan ketika seorang guru menghalau murid-murid untuk melihat insiden tersebut. Lalu dimulailah episode tragedi itu sendiri.

Bashir Lazhar (Mohamed Saïd Fellag) datang tiba-tiba ke ruang kepala sekolah. Tanpa panggilan, dengan berbekal informasi yang berasal dari surat kabar, ia menawarkan diri untuk menjadi guru pengganti. “Saya dari Algeria, 19 tahun mengajar", katanya. Hingga akhirnya niatnya terpenuhi. Dan ia pun ditakdirkan untuk bersama anak-anak yang baru saja kehilangan gurunya dengan cara yang mengenaskan.

Kematian, apalagi bunuh diri. Tidak pernah menjadi hal yang mudah bagi siapapun. Seakan bendera hitam dikibarkan di setiap pojok ruangan kelas, suasana berkabung pun tak bisa dihindari. Lazhar sendiri baru saja mengalami tragedi kehilangan seluruh keluarganya dengan cara yang tidak kalah mengenaskan, dan terancam dideportasi kapan saja. Alih-alih berduka, ia mengisi kekosongan dirinya dengan cara menemani murid-muridnya. Diprotes pada awalnya dengan metode mengajar konvensional yang ia anut, namun ia mampu mengangkat keyakinan pada muridnya. Lazhar hadir sebagai pelipur lara dengan caranya. Bahwa adalah suatu hal yang wajar untuk berkabung dan meluapkan kesedihan. “Menangislah, Simon, keras pun tak apa. Itu bukan salahmu.” Kematian bukanlah suatu akhir. The death people lives in your head, because you love them.


Philippe Falardeau menggambarkan ruang kelas sebagai ruang dimana bukan hanya proses belajar mengajar akademis yang terjadi di sana, tapi belajar bagaimana menjalani hidup. Bagaimana guru menanamkan nilai-nilai luhur pada anak-anak, menghadapi dunia dan bersikap baik dengan sesama, memberikan bekal berupa doa dan kasih sayang yang mungkin tak berwujud, namun terasa. Dan ketika kebohongan terpaksa dilakukan demi mengisi kekosongan batin, perpisahan pun harus terjadi, dan Lazhar harus pergi. Paling tidak ia sudah meninggalkan sesuatu di hati anak-anaknya untuk dapat bertahan di dunia, yaitu rasa aman dan cinta.


2 comments:

  1. I love the relationship between Alice and Simon. They seem to be parted but they need one another for encouragement. I love them more when they finally reconcile silently in schoolyard by sharing a brief smile.

    ReplyDelete
  2. me too, they're lovely, indeed. had their own way to deal with the loss, and completing each other. no need words, they knew it already :)

    ReplyDelete