Apr 16, 2013

Blue Valentine (2010)


“How do you trust your feelings when they can just disappear like that?”


Dua anak muda berusia di akhir belasan, merasakan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika mata bertemu dan bertanya nama, lalu mencari tahu, menunggu deringan telepon, hingga akhirnya tak sengaja bertemu di gerbong kereta. Makan es krim pinggir jalan dan menari tap dance tengah malam dengan iringan ukulele. Dunia pun sesaat takluk di hadapan mereka. Seakan memperpanjang periode malam agar cinta bertahan pada waktunya. Hingga pada akhirnya buah hati yang belum diharapkan muncul tanpa dikira. Mereka pun memutuskan untuk mengikat janji sehidup semati, for better and worse.

Dan pada fase hidup selanjutnya. Suatu pagi, dan pagi berikutnya, dan berikutnya, Cindy tak lagi merasakan hal yang sama. Kosong. Ia menjalani harinya tanpa perasaan yang dulu dimiliki ketika mereka muda dan duduk di gerbong kereta. Semua menjadi rutinitas belaka. Semestinya tak ada yang salah. Dean, sosok suami dan ayah yang menjadikan Cindy dan Frankie kecil tujuan hidupnya. Namun entah mengapa, bagi Cindy, rasanya hilang begitu saja. Tubuhnya seakan menolak, hatinya tak lagi berkata ia orang yang tepat.  

Derek Cianfrance menampilkan realita cinta dalam kehidupan rumah tangga dengan romantis sekaligus miris. Ketika pada suatu saat sepasang manusia menyerah pada titik jenuh. Api sekecil apapun seakan tersulut oksigen emosi sehingga menjadi ledakan amarah. Pertengkaran pun terus terjadi tanpa kendali. Lalu seakan cinta pun punah tak berjejak pada sejarah.



And they just disappear. Dean and Cindy. Such a bittersweet symphony.

2 comments:

  1. "You always hurt the one you love..."
    This is actually a horror movie

    ReplyDelete
  2. it is dear, deeply scary because its closeness to reality

    ReplyDelete