“I searched for God and found only myself.I searched for myself and found only God.”- Rumi
Terjaga hingga ujung
dini hari, lalu mendengar muadzin bernyanyi. Ketika bicara tentang Tuhan, ada
di mana?
Ia yang tak
berwujud, namun Maha Besar. Berpusat di setiap mahkluk, mengisi setiap pojok
ruang semesta. Ia memenuhi udara, tak hanya di atas kita. Tak patut hanya
ditakuti, tapi dicintai. Karena tak dihindari, namun diraih dan disimpan
baik-baik dalam hati. Lebih daripada keluarga, kekasih, dan sahabat. Tak akan
ada mereka kalau tak ada Pencipta.
Lalu ketika bicara
agama, maka timbul wacana tentang tata cara, yang tertulis dalam sebuah buku
sepanjang masa bernama kitab. Sembahyang, sebagai salah satunya. Menghadap
kiblat, mengucap niat, mengangkat tangan sambil menyebut Maha Besar, membaca
surat, mengucap pujian dan salam, hingga menyapa Malaikat yang mencatat segala
perbuatan. Tanda penyerahan, dalam pertemuan. Karena yang diminta tak
hanya sekadar ritual penyembahan berupa sederetan gerakan dan bacaan.
Aku pernah
diingatkan,
“Pahami betul setiap kata yang kamu ucapkan
ketika sembahyang. Tuhan tak hanya mengenal satu bahasa.”
Rasanya Ia
paham segala makna, yang disampaikan dengan segala kata. Mungkin tak seperti
ketika berbicara dengan sesama manusia. Berucap sambil menatap, didengar, lalu
direspon saat itu juga.
Ia bekerja dengan caraNya.
Kadang secara
tak sadar, kami menutup indera untuk jawaban yang tak diinginkan. Memohon
sesuatu seakan-akan kami yang paling tahu, dan paling benar. Kadang lupa, ada
yang Maha Tahu dan Maha Benar. Bukan tidak diberi jawaban, mungkin belum. Bukan
diacuhkan, mungkin kami yang tidak peka. Membaca tanda. Rasanya perlu dilakukan
ketika meminta.
Meminta diberikan apa yang Ia kehendaki.
Cukup, memang. Seharusnya
tidak pernah meminta lebih daripada jatahnya. Dan seharusnya dua arah, maaf Tuhan,
kadang aku lupa. Mereka bilang, cinta
tak hanya meminta, tapi juga memberi. Selain sebagai khalifah, kodrat manusia diciptakan
untuk menyembah. Mengucap terima kasih banyak atas semua yang diberi. Meletakkan
ujung dahi pada titik terendah tubuh, dan mengucap,
“Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan aku memujiMu”.
No comments:
Post a Comment