Aug 14, 2012

be my baby

"the night we met I knew I needed you so
and if I had the chance I'd never let you go
so won't you say you love me? I'll make you so proud of me
we'll make 'em turn their heads every place we go

so won't you, please?"


Versi asli dari The Ronettes. Manis memanja. Dinyanyikan satu orang saja sudah manis, apalagi tiga dengan harmonisasi vokal dan beat ala tahun ‘63, siapa yang tak jadi jatuh cinta. Suara Veronica Bennet nan centil mewakili suara hati perempuan yang sedang berbunga pada pria pujaannya. Mendengar mereka bernyanyi, membuat ingin menaiki mesin waktu, mengenakan sackdress, duduk dengan priamu di bangku penonton, lalu menggoyangkan kepala, kaki, dan tangan sambil saling tersenyum yang tak kalah manis dengan suara mereka.



Jenius, sekaligus tulus. Pendengar dibuat sabar, instrumen yang disusun seperti orkestra rasa dimainkan satu persatu, dilengkapi suara instrumen berikutnya, kemudian ah, senandung Lennon tiba. Seperti cinta yang tumbuh perlahan, tak diburu waktu, namun kau-tahu-perasaanku-tanpa-banyak-kata. Terbayang ketika ia menyatakan rasanya pada Yoko Ono. Ia bernyanyi dari hati, dengan lirik, ucapan, bahkan teriakan yang seadanya. Oh, baby, baby, baby, baby, babe… cinta tak kenal logika!


Dibuka dengan tanpa banyak suara, dengan single-instrument gitar dan vokal Ian Broudie yang romantis, lalu dihiasi dengan backing vocal perempuan. Tanpa mengurangi kadar maskulinitas, mereka mengutarakan dengan tanpa maksud menyanjung. Namun perempuan mana yang tak berbahagia ketika dinyanyikan begini oleh prianya? Dan o, o, o, siapa bilang laki-laki makhluk yang tak merasa? 



Ivy

Barangkali ini yang dinamakan ayu mendayu. Dengan anggun, suara Dominique Durand melekatkan kesan feminin dan personal pada lagu ini. Diiringi suara orgel dan musik yang menghipnotis, seakan  menggoda dari pojok ruangan. Melirik diam-diam. Menatap, lalu mengalihkan pandangan ketika tertangkap. Melirik centil sambil tersenyum simpul, lalu tersipu. “Maukah kamu? Tapi aku malu.”



Sederhana, tapi ‘ngena’. Walaupun mirip dengan versi Lennon, suara Fran Healy merombak lagu ini menjadi lebih ‘pria masa kini’. Tak meninggalkan kesan romantis, mereka nampaknya memendam rasa dan memohon pada sang wanita pujaan yang sudah menjerat hatinya. Terdengar seperti teman lama yang kemudian mengatakan “Saya sayang, kamu? Mau yaa? Pleasee…

No comments:

Post a Comment