"We're just doing what something inside of us tells us to do."
- Mum
Denting dalam hening. Mereka bebas, lepas menari layaknya peri. Tak terikat, mereka manusia apa adanya. Tak peduli dengan platinum, tak peduli dengan berapa jumlah pasang telinga yang mendengar, musik dimainkan total sebagai ekspresi rasa.
Mereka menyadarkan untuk peka. Musik berasal dari bumi. Buka telinga dan mata. Sepotong gergaji patah di garasi mampu menghasilkan gaung yang membius. Lempeng bebatuan yang berbaris dapat bernyanyi rapi. Suara mobil tetangga depan rumahmu adalah deruan nada.
Menyaksikan mereka, membuatmu dapat merasa. Dinginnya salju di tapak kaki. Pekatnya warna hitam pasir di dataran rendah. Jingganya matahari sore di batas pandangan mata. Sekilas nampak kaku, namun hidup.
Mereka bilang, tak mudah menjadi seorang Icelandic. Mereka mengaku berada di tengah, antara Amerika dan Eropa. Menjadi bagian dari sebuah negara bekas jajahan yang sempat mengalami krisis identitas. Terhimpit, namun mereka berhasil membuka katupnya. Melahirkan teriakan tanpa batas sebagai karya. Yang agung.
No comments:
Post a Comment