Jun 1, 2009

menghablur

Hubungan antara dua manusia tak ubahnya siklus perubahan zat kimia. Dimulai dari titik padat. Solid. Titik dimana kedua manusia bertemu untuk yang pertama kalinya. Dia masih dia. Saya masih saya. Merah. Kuning. Hijau. Apapun warnanya. Bulat. Kotak. Segitiga. Apapun bentuknya.

..mencair.. 

Titik dimana kedua zat padat menjadi air. Berkat peningkatan suhu sekitar, mereka melebur dalam satu wadah secara perlahan. Seperdelapan. Seperempat. Setengah. Lama kelamaan menjadi satu. Pekat tak berbatas, tak pula bersisi.

..menguap..

Ketika campuran sudah tak lagi bisa dipertahankan, lagi-lagi suhu dipersalahkan. Lalu mereka pergi. Terbang ke udara menjadi gas. Tak jarang meninggalkan bekas berupa aroma. Namun menguap tetaplah menguap. Berakhir sudah kisah cairan dalam wadah. Tak peduli dulu mau bening ataupun berwarna.

..menghablur..

Ketika gas di udara berbalik menjadi padat. Kembali menjadi dua benda yang berbeda. Namun mengapa seringkali tak berbentuk seperti semula? Tak lagi bulat ataupun kotak sempurna. Tak lagi merah atau kuning, melainkan jingga?


Ah manusia..
Begitu sulit dipahami, apalagi dimaknakan. Mereka yang bergerak dan berkutat dengan alam pikir dan rasanya. Berlari dan bernafas nikmati udara di sekitarnya. Seakan tak ada yang mampu memberikan kuasa bagi mereka. Baik sekarang maupun lusa.

No comments:

Post a Comment