..sees the sun going down,
and the eyes in his head,
see the world spinning 'round
(fool on the hill, the beatles)
Menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Duduk rapi jali sendiri di kamar pojok lantai dua yang sudah tak bersuara. Seperti sendiri di atas bukit. Dan tersenyum bodoh. Seperti tak ada manusia lain. Dan tersenyum bodoh.
Terkadang suatu kesenangan bisa terkikis ketika itu menjadi suatu kewajiban. Layaknya menulis. Mungkin judulnya sama-sama menulis. Di belahan kiri, judulnya menulis laporan dan usulan penelitian. Di belahan kanan, judulnya skenario dan mengarang bebas. Namun emosi yang dilibatkan nampaknya tak sebelas - dua belas. Lalu, mana yang harus dikerjakan?
Lagi-lagi tersenyum bodoh. Aku ingin berenang-renang dahulu, tapi tak ingin naik rakit ke tepian. Mungkin suatu saat patut diciptakan teknologi laci Doremon yang bisa menghubungkan kita dengan cerita. Bukan tidak mungkin, kupinjam jam ajaib yang bisa menidurkan manusia sembari mengerjakan tugasnya. Sebagai balas budi, mungkin bisa kuajarkan Nobita pelajaran kelas 3 supaya dia bisa naik kelas.
Tapi bumi tetap berputar. Ini detik waktu tak berhenti. Ketika akhirnya matahari terbenam, lalu hanya bisa tersenyum bodoh. Tak menyesal, nikmati saja. Perlahan warnanya menyala lalu menjadi memerah jingga kemudian hilang. Ketika malam tiba, mungkin saatnya merenung dan bertindak. Sebagaimana yang dititahkan oleh banyak orang. Mungkin memang manusia punya kuasa, tapi tetap saja terkutuk untuk menjadi bebas. Argh. Bagus ya..
No comments:
Post a Comment