"Life is like a crossword puzzle.
There are ups and downs, solve it wisely. "
- Amith Bal
Sore sehabis hujan begini, mendengarkan musik sambil minum jahe rasanya pas. Mendengarkan Cat Stevens bernyanyi Father and Son bersama Eddie Vedder. Lalu tiba-tiba teringat. Dulu aku dan Bapak sering mengisi bersama Teka-Teki Silang di koran Kompas Minggu. Entah dari mana ia selalu tahu istilah-istilah yang tak pernah kudengar sebelumnya, tanpa membuka kamus atau mesin pencari. Kata-kata serapan dari bahasa asing, atau 'kata purba' yang ternyata artinya unik dan menarik.
Pernah di usia SD, aku mengirimkan salah satu hasil isian TTS Kompas. Dengan berbekal perangko beli di Toko Budi, tempat biasa jajan es mambo, kue bolu, dan kerupuk ikan. Naik motor dibonceng Bapak ke kantor pos. Rasanya deg-degan tak terkira saat mengirimkan. Pak petugas bertanya, hendak mengirim apa, kubilang, "Jawaban Teka-teki Silang, Pak." Si Bapak tertawa mendengar jawabanku saat itu, seraya bertanya, "Siapa yang isi jawabannya?". Barangkali ia tak percaya anak berbadan kecil dan berambut merah ini bisa mengisi sekian banyak kotak TTS sendiri.
Wah Pak Petugas.. Padahal memang bukan saya hehe. Saya hanya bertanya, mencocokkan jumlah kotak, dan menuliskan jawaban dari Bapak. Kalau yang hanya 3 kotak, kata penghubung, atau istilah receh saya tahu (bangga!). Tapi seringkali kemudian isian tersebut mentok tidak berkesinambungan sampai seluruh isi kotaknya penuh. Kerap terjadi saya cari-cari kata yang sekiranya saya bisa, lalu dengan congkak berkata pada Bapak, "Ini mah aku tahu, hehehe." Bapak biasanya hanya mesam-mesem sambil mengusap halus rambut saya.
Dipikir-pikir, mengisi TTS itu selain seru, banyak gunanya juga ya. Uji wawasan, fleksibilitas berpikir, dan kemampuan cocoklogi. Seringkali sudah percaya diri menuliskan jawaban, ternyata saat menuliskan kata yang bersinggungan, eh salah. Jadilah coba cari kata lain yang kira-kira lebih tepat. Kalau tidak ketemu, biasanya Bapak to-the-rescue.
Teka-teki Silang juga banyak macamnya. Mulai dari yang kecil sederhana di majalah Bobo, besar dan njelimet di koran Kompas, sampai ada buku TTS yang biasa dijual di terminal angkot atau bis kota. Saya ingat dulu waktu SMP, sering dijajakan penjual keliling, buku TTS yang bersampul warna-warni dengan foto model kalender toko mas pada zamannya. Tak kira-kira, harga seribu, bonus pulpen Snowman hitam untuk mengisinya. Pernah suatu kali saya coba beli, di bis menuju pusat kota. Sambil menunggu bis ngetem cari penumpang, saya coba isi TTS-nya. Wah ternyata ditipu. Satu kata dengan kata yang lain Jaka Sembung, alias ga nyambung hehehe. Cukup sekali saya beli, sisanya saya jadikan alas bungkus kacang atau kuaci.
Sampai sekarang, saya masih rutin beli koran Kompas Minggu. Lalu mengajak suami dan si kecil mengisi TTS. Kalau kita mentok, langsung telfon Bapak.
"Haloo, Atun. Lihat TTS Kompas Minggu yaa.
4 mendatar, 5 huruf, sinonim kangen.
Jawabannya ...
RINDU."